Thursday, October 30, 2008

Mohon Maaf

Redaksi Belajar Menulis Kreatif (http://belajarmenuliskreatif.blogspot.com) memohon maaf, karena belakangan ini tidak dapat menerbitkan posting baru. Hal ini dikarenakan, redaksi sedang mempersiapkan beberapa hal baru untuk kemajuan dari blogs ini.

Beberapa di antaranya, adalah dengan menerbitkan sebuah blogs yang khusus dibuat sebagai wadah cerita fiksi. Wadah tersebut, dinamai Bersambung... (http://bersambung.wordpress.com).

Jika berkenan, mampirlah sejenak, dan nikmati.

Mudah-mudahan, redaksi dapat segera kembali dengan beberapa posting baru.

Salam!

Tuesday, October 21, 2008

Menentukan Sudut Pandang

Seorang penulis yang baik, pastinya mengetahui bagaimana cara menentukan tulisannya agar dapat dibaca dengan baik oleh pembacanya. Dalam artian seperti ini, penulis dapat menempatkan dirinya melalui tulisannya, dalam menyapa pembaca tulisannya. Masih bingung? Berikut penjelasannya.

Penempatan diri seorang penulis melalui tulisannya, dapat menentukan reaksi ataupun respon pembaca nantinya. Sehingga, pembaca tulisan dapat dengan mudahnya mengerti tulisannya. Atau mungkin, serasa menjadi pelaku utama dalam tulisan tersebut, dan berteman dengan penulisnya. Sehingga, hubungan penulis dan pembaca tertata dengan baik.

Hal tersebut dikategorikan sebagai hal yang penting untuk penulis, karena tanpa pembaca, maka apa artinya tulisannya. Sehingga, jika hanya menulis saja tapi kemudian tidak dapat diapresiasi oleh pembaca, maka tulisannya kurang berarti. Karena sinergi pembaca dan penulis diperlukan agar tulisan penulis dapat terus membaik, dan pembaca sendiri akan loyal kepada penulis yang bersangkutan.

Jadi, menempatkan diri adalah cara terbaik dari seorang penulis dalam 'menyapa' pembacanya. Lantas, memangnya, ada berapa macam cara penempatan diri seorang penulis dalam karya tulisnya? Lazimnya, cara-cara penempatan diri seorang penulis atau yang biasa dikenal sebagai sudut pandang, adalah sebagai berikut,

1. Sudut pandang orang pertama.
2. Sudut pandang orang ketiga.

Dan, berikut penjelasannya.
1. Sudut pandang orang pertama.
Dengan menggunakan sudut pandang ini, penulis berlaku sebagai pelaku utama dalam cerita. Ciri-ciri yang biasa dipakai adalah, dengan menggunakan kata-kata, saya, aku, beta, hamba. Bahasa yang dipakai dalam tulisan, bisa merupakan perpaduan antara pendapat, maupun kata-kata hati.

Jika di kemudian hari menggunakan sudut pandang ini sebagai cara menulis, maka akan terdapat dua macam. Yaitu,
a. Sudut pandang orang pertama pelaku utama,
b. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.

Penjelasan mengenai ini, akan diperjelas di postingan lainnya.

2. Sudut pandang orang ketiga.
Jika menggunakan sudut pandang ini, maka penulis berlaku sebagai orang di luar cerita ataupun tulisan. Penulis lebih sebagai pengamat, yang dapat keluar masuk setiap saat, menceritakan apa pun yang diperlukan. Bahasa yang dipakai pun, lebih sering menggunakan petunjuk bahwa sesuatu dikerjakan oleh orang lain.

Nah, demikian uraian singkatnya. Jadi, cara tulis ditentukan oleh sudut pandang yang akan dipakai dalam tulisan. Hal ini seringkali diabaikan karena terdapat lisensia puitika, akan tetapi akan lebih bagus lagi jika kemudian tulisan menggunakan sudut pandang tertentu, agar pembaca tidak bingung dan merasa dekat dengan penulisnya.

Bagaimana dengan Anda?

Wednesday, October 15, 2008

Kampanye Blog Action Day 2008 : Poverty atau Kemiskinan

Salah satu topik yang sedang menjadi isu utama di dunia - dan memang sudah dari dulu sebenarnya, adalah tentang kemiskinan, atau poverty. Kenapa? Karena kemiskinan susah sekali untuk dientaskan.

Yah, ini hanya sekedar intermezzo saja untuk teman-teman semua. Atau, lebih tepatnya sebuah ajakan. Jika memang kita mampu, dan kita mau, akan baik sekali jika kita semua melebihkan sebagian porsi pemikiran kita kepada pengentasan kemiskinan. Tak perlu yang muluk-muluk untuk ikut serta kepada program pemerintah, ataupun LSM yang besar. Yang penting, semua itu bisa mengurangi angka kemiskinan di negara kita, Indonesia pada khususnya, dan juga dunia pada umumnya.

Mari Entaskan Kemiskinan!

Monday, October 13, 2008

Membuat Outline

Outline, atau biasa disebut kerangka karangan, adalah inti dari sebuah tulisan. Pendek ataupun panjang, fiksi ataupun non-fiksi, cerita lepas ataupun buku, selalu mengutamakan outline dalam prosesnya. Mengapa? Karena dengan outline, kita dapat mengetahui apa yang kita tulis, dan membuat tulisan kita itu lengkap.

Mind mapping – yang telah dibahas pada posting sebelumnya, sangat mempengaruhi outline yang akan dibuat. Dengan mind mapping, kita dapat mengetahui apa saja yang berhubungan dengan tulisan kita. Dan, mind mapping masih dapat – dan terus dikembangkan. Karena dengan pengembangan, kita dapat menentukan outline yang ideal untuk tulisan kita.

Cara terbaik untuk membuat outline, adalah dengan sistematika berikut ini,
Judul Tulisan
I. Bab I
a. Keterangan Bab I
b. Keterangan Bab I
II. Bab II
a. Keterangan Bab II
b. Keterangan Bab II
III. Bab III
a. Keterangan Bab III
b. Keterangan Bab III
IV. Bab IV
a. Keterangan Bab IV
b. Keterangan Bab IV
V. Bab V, dst

Bagi orang-orang yang pernah menyusun karangan ilmiah seperti skripsi, tugas akhir, laporan penelitian, dan sebagainya, pastinya sudah mengetahui sistematika seperti itu. Akan tetapi, bagi yang belum pernah menyusun, sistematika tersebut bisa dijadikan acuan.

Untuk jenis tulisan apa sistematika tersebut digunakan? Jawabannya adalah, untuk tulisan jenis apa saja. Dalam artian, fiksi, maupun non-fiksi bisa menggunakan sistematika outline tersebut. Harap diingat, jenis tulisan yang berbeda, bukan berarti penyusunan outline juga berbeda. Susunan akan sama, mind mapping untuk menyusun outline pun sama, yang berbeda hanyalah isi dari outline, dan isi dari tulisan tersebut.

Oiya, satu lagi yang harus diperhatikan ketika menyusun outline. Biasanya, keterangan yang diisikan pada “Keterangan Bab...”, akan berbeda untuk fiksi dan non-fiksi. Hal itu bisa terjadi, dikarenakan isi dari tulisan tersebut pun berbeda.

Contoh dari outline fiksi,
Tulisan fiksi, berjudul: Raja Indonesia
Raja Indonesia
I. Mitos
a. Cerita-cerita Kerajaan Lama
b. Cerita-cerita Kerajaan Baru
c. Kenyataan sebuah ramalan
d. Putera Mahkota dan Saudara-saudaranya
II. Darah Ningrat
a. Raja yang semakin tua
b. Saudara Raja yang tamak
c. Pernikahan antar-saudara
III. Visi
a. Kerajaan Indonesia harus bangkit
b. Persatuan Kerajaan harus ditingkatkan
c. Penguatan kekuatan maritim
IV. Bangsawan Baru
a. Munculnya Bangsawan baru
b. Wilayah lama diklaim asing
V. Politik
a. Rencana kudeta saudara Raja
b. Rencana penyelamatan Putera Mahkota oleh kelompok rahasia pelindung Raja
Dan seterusnya...

Berikut, contoh outline dari tulisan non-fiksi,
Tulisan non-fiksi, judul Yoghurt, Bakteri yang Bermanfaat
Yoghurt, Bakteri yang Bermanfaat
I. Latar Belakang
a. Pengertian Yoghurt
b. Asal-muasal Yoghurt
c. Penemu Yoghurt
II. Konsumsi Pasar
a. Kegunaan Yoghurt
b. Konsumen Yoghurt
III. Materi Penyusun Yoghurt
a. Susu
b. Bibit Yoghurt
IV. Cara Pembuatan Yoghurt
a. Alat pembuat Yoghurt
b. Proses pembuatan Yoghurt
c. Pabrikasi Yoghurt
V. Yoghurt Baik dan Tidak Baik
a. Contoh Yoghurt Baik
b. Contoh Yoghurt Tidak Baik
VI. Dst...

Nah, bagaimana dengan outline Anda?

Tuesday, October 7, 2008

Mind Mapping

Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan ketika menulis adalah, mandeg. Yap, benar sekali. Mandeg mungkin merupakan hanya salah satu hal saja yang menjadi keluhan, akan tetapi mandeg bisa jadi trouble utama yang sering menyebabkan tulisan tidak selesai. Atau bahkan mungkin, tulisan selesai akan tetapi tidak sesuai dengan yang diinginkan pada awalnya.

Mandeg, bisa diatasi dengan sebuah cara bernama Mind Mapping. Atau, bahasa awamnya adalah pemetaan pikiran. Jadi, kita memetakan pikiran kita untuk disesuaikan dengan tulisan kita. Dalam artian, pokok-pokok pikiran yang ingin dituangkan ke dalam tulisan, dibuat sistematis dalam bentuk peta yang langsung dituliskan dari pikiran.


Mind Mapping bisa diawali dengan satu pokok pikiran yang ingin kita buat sebagai tulisan. Jadi, ide utama dari tulisan yang ingin kita buat. Kemudian, kita buat beberapa anak garis yang tersambung dengan ide-ide lain yang berkaitan dengan ide utama tersebut. Kemudian, makin dikembangkan dengan membuat anak-anak garis berikut dan juga ide-ide tambahan lain agar ide utama tersebut semakin berkembang. Yang pada akhirnya menyebabkan, ide utama tersebut bisa dijadikan tulisan.

Contoh mind mapping dapat dilihat di gambar yang juga dimuat di posting ini. Bagaimana sebuah ide utama - dalam hal ini polusi, kemudian dikembangkan menjadi beberapa ide tambahan seperti polusi air, udara, tanah, dan risiko dari polusi itu sendiri. Kemudian, semakin dikembangkan menjadi apa yang terjadi, dan hal-hal yang berkaitan dengan polusi itu sendiri.

Nah, begitulah contoh mind mapping untuk menulis secara kreatif. Bagaimana dengan Anda?






info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah